Strategi Tukang Servis AC yang Bikin Mereka Mudah Ditemukan Dekat Rumah
Bagi penyedia jasa servis AC, kehadiran di dunia digital sering kali menentukan apakah telepon konsumen berdering atau tidak. Karena itu, banyak tukang servis berupaya “menyelinap” masuk ke perilaku pencarian konsumen di Google. Umumnya, orang yang AC rumahnya rusak akan mencari dengan kata kunci sederhana: “servis AC terdekat.”
Nah, di sinilah trik Google Maps digunakan. Alih-alih hanya meletakkan pin di bengkel atau alamat mereka sebenarnya, sebagian penyedia jasa membuat banyak titik lokasi fiktif di area-area perumahan. Harapannya sederhana: saat orang mencari jasa terdekat, nama mereka muncul lebih dulu, dan calon pelanggan tinggal menekan tombol “Call” di aplikasi Maps.
Hal serupa dilakukan penyedia jasa sedot WC. Mereka tahu betul, ketika septic tank penuh, konsumen tak akan sempat riset panjang. Orang cenderung mencari “sedot WC terdekat.”
Apakah Strategi Ini Menarik?
Dari kacamata pemasaran, langkah tukang servis AC yang menebar banyak pin lokasi di Google Maps memang bisa dibilang strategi yang menarik. Ada beberapa alasannya.
Pertama, strategi ini sangat tepat sasaran dalam menjawab kebutuhan konsumen. Orang yang AC rumahnya mendadak rusak biasanya mencari solusi cepat dengan mengetik kata kunci sederhana: “servis AC terdekat.” Dalam situasi itu, kedekatan lokasi lebih penting ketimbang reputasi merek. Dengan menaruh banyak pin di berbagai titik, penyedia jasa memperbesar peluang muncul di layar ponsel konsumen tepat ketika mereka membutuhkan bantuan.
Kedua, dari sisi biaya, ini murah dengan potensi hasil besar. Tidak perlu membayar iklan Google Ads atau membangun situs web yang rumit. Cukup dengan akun Google Business Profile dan sedikit kreativitas, mereka bisa tampil di peta digital. Trik ini ibarat “jalan pintas” pemasaran: minim investasi, tetapi dampaknya bisa langsung terasa lewat telepon masuk.
Ketiga, strategi ini bermain di ranah hyperlocal, yang memang menjadi karakter utama jasa servis AC. Konsumen hampir tak pernah mencari teknisi di luar radius 5–10 kilometer dari rumahnya. Dengan banyak pin yang tersebar di perumahan atau kawasan padat penduduk, penyedia jasa menciptakan ilusi kehadiran yang dekat. Mereka seolah-olah punya banyak cabang, padahal sebenarnya beroperasi dari satu pusat saja.
Dengan kombinasi tiga hal ini—relevansi tinggi, biaya rendah, dan kedekatan geografis—tidak heran kalau strategi “sebar pin” menjadi senjata andalan banyak pelaku jasa lokal.
Risiko dan Kelemahannya
Namun, dari sisi etika dan keberlanjutan, strategi ini punya masalah:
- Kurang
transparan
Pin lokasi yang tidak sesuai kenyataan bisa dianggap menyesatkan konsumen. Alih-alih “terdekat,” ternyata teknisi harus datang dari jauh, sehingga waktu respons jadi lama. - Potensi
penalti Google
Google sebenarnya melarang praktik fake location di Google My Business. Jika terdeteksi, akun bisa ditangguhkan, dan ini bisa memutus jalur pemasaran utama mereka. - Pengalaman
pelanggan bisa terganggu
Konsumen bisa merasa ditipu saat mengetahui alamatnya palsu. Sekali ulasan buruk masuk, reputasi digital sulit diperbaiki.
Alternatif Strategi yang Lebih Berkelanjutan
Alih-alih sekadar menebar pin palsu, penyedia jasa servis AC bisa mengembangkan strategi digital marketing yang lebih kuat:
- Optimasi Google Business Profile dengan alamat asli, foto tim, testimoni pelanggan, dan jam operasional jelas.
- Layanan darurat “call-out” yang ditulis transparan: meski lokasi bengkel di titik A, teknisi bisa menjangkau perumahan B dalam 30 menit.
- Konten edukasi di media sosial (misalnya tips perawatan AC) yang membangun kredibilitas jangka panjang.
- Iklan berbasis lokasi (geo-targeted ads) yang lebih presisi dibanding sekadar mengandalkan banyak pin fiktif.
Strategi “sebar pin” di Google Maps memang cerdik—bisa dibilang sebagai bentuk “growth hacking” ala tukang servis AC. Ia efektif dalam menarik telepon masuk dengan biaya minimal. Namun, strategi ini rapuh dan berisiko. Begitu konsumen merasa tertipu, atau Google memperketat algoritme, keuntungan jangka pendek bisa berubah jadi kerugian besar.
Dalam jangka panjang, membangun reputasi digital yang transparan, terpercaya, dan terhubung dengan pengalaman nyata pelanggan akan jauh lebih berharga dibanding sekadar menebar jejak lokasi semu. Maka, biasanya ketika pelanggan sudah punya nomor kontak dan pernah memakai jasanya, mereka tidak perlu lagi ke Google Maps, tinggal WA tukang servis yang pernah dipakai dan hasilnya paling bagus.