Di tengah penyebaran wabah virus corona atau Covid-19, informasi valid amat penting dan berharga bagi banyak orang. Lewat berbagai saluran, masyarakat bisa mendapat informasi perihal "hidup-mati" karena penyebaran wabah. Bayangkan era di mana flu Spanyol menyebar lebih cepat daripada informasi yang benar tentang wabah tersebut.
Namun, peningkatan kebutuhan informasi itu ternyata tak sejalan dengan pertumbuhan media cetak, seperti koran atau mingguan. Kita akan melihat berakhirnya sejumlah media cetak karena beberapa faktor, termasuk kuatnya dampak virus corona (Covid-19).
Di Amerika, sejumlah penerbitan sudah menyatakan penghentian (sementara), merumahkan karyawan, atau mencari pendanaan sejak sepuluh hari lalu, seperti Eugene Weekly, Palo Alto Weekly, San Diego Reader, Salt Lake City Weekly, Weekly Alibi (Albuquerque), Little Village (Iowa City), Oklahoma Gazette (Oklahoma City), Shepherd Express (Milwaukee), Jackson Free Press, City Pulse (Lansing), Mountain Xpress (Asheville), dan Rochester City Paper.
Beberapa mingguan gugur karena kombinasi penurunan drastis pendapatan iklan dan tutupnya saluran distribusi utama. Koran-koran yang dijual eceran di stasiun atau tempat umum pun akhirnya kekurangan channel penjualan. Sejumlah media juga membuka saluran donasi dari pembacanya selain melakukan perampingan.
Jikapun masih ada yang menjualnya, tentunya mereka was-was memegang benda yang bisa menjadi wahana pembawa virus. Para pengantar koran pun jadi lebih waspada atau menghentikan pekerjaannya demi nyawa.
Orang-orang sekarang lebih banyak di rumah, kalaupun keluar hanya untuk hal-hal penting, yang tidak termasuk beli koran. Apalagi, informasi yang paling cepat itu kini lebih murah daripada koran, smartphone.
Pembatasan aktivitas di luar rumah ini sebenarnya berkah bagi industri digital karena mereka semakin relevan dan di butuhkan. Bukan hanya industri informasi, tapi juga gaming, online learning, dan beragam aktivitas yang ditawarkan via saluran daring.
Virus Covid-19 memang bukan penyebab utama matinya koran, atau mingguan, namun mempercepatnya dalam--mungkin--satu atau dua dekade. Alhasil, Anda akan melihat guncangan di bidang tenaga kerja karena berakhirnya sejumlah media cetak. Tidak besar, karena mayoritas sudah dikuburkan satu dekade yang lalu.
Sebagian juga sudah berhasil migrasi ke versi digital yang memberikan kesempatan lebih luas, baik dari segi produk, pengiklan, maupun pembaca. Nah, bagi media yang masih mengandalkan pendapatannya dari media cetak (tidak termasuk buku yang karena alasan tertentu akan lebih lama bertahan) tentu akan menjalani hari-hari yang berat.
Posting Komentar