Tahun 2023 telah menjadi topik pembicaraan yang hangat di kalangan para ekonom, pengusaha, dan analis, karena mereka memprediksi gelombang resesi ekonomi pada tahun tersebut. Namun, bisnis Anda akan terpengaruh atau bahkan berkembang dalam gelombang ini? Tidak ada yang tahu pasti, tapi penting untuk memperkirakan dan mempersiapkannya. 

Dalam tulisan ini akan diahas tren-tren terpenting pada 2023, industri-industri yang akan terdampak, teknologi yang akan menggerakkan pertumbuhan bisnis, bagaimana mengelola sumber daya manusia, dan bagaimana memperkirakan perubahan perilaku konsumen. Di sini juga akan membahas peran keberlanjutan dan tata kelola dalam bisnis Anda.

Dibandingkan dengan negara-negara Eropa atau Amerika, Indonesia diprediksi lebih tahan terhadap resesi. Lembaga-lembaga seperti OECD, IMF, Bank Dunia, dan ADB semuanya memprediksi bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh antara 4,7% dan 5,1% pada tahun 2023. 

Ada beberapa alasan untuk prediksi ini. Pertama, Indonesia dianggap telah berhasil menangani pandemi COVID-19. Kedua, fungsi fiskal negara telah mendukung ekonomi sebagai shock absorber. Ketiga, harga komoditas di Indonesia relatif tinggi. Keempat, kredibilitas Indonesia di pasar internasional telah meningkat setelah keberhasilan presiden G20.

Namun, tidak semua sektor akan terlepas dari resesi. Beberapa sektor, seperti telekomunikasi, kesehatan, dan sektor dengan potensi downstream seperti nikel, bauksit, dan timah, diperkirakan akan terus tumbuh karena potensi pasar yang besar. 

Sektor lain juga diperkirakan akan tetap kuat dan terus tumbuh, seperti makanan dan minuman, utilitas (listrik, air, dan gas), dan sektor pemerintahan. Di sisi lain, sektor properti diperkirakan akan tetap stabil. 

Survei oleh Knight Frank Indonesia menemukan bahwa 59% responden optimis bahwa sektor properti akan tetap stabil pada tahun 2023. Survei, yang disebut "Property Outlook Survey 2023," menemukan bahwa situasi ekonomi global memiliki sedikit dampak pada pertumbuhan sektor properti domestik.

Permintaan komoditas diperkirakan akan menurun, yang menyebabkan koreksi harga komoditas dan mempengaruhi sektor-sektor yang tergantung pada ekspor, seperti furniture, tekstil, sepatu, dan produk kayu. 

Sektor pariwisata juga diperkirakan terdampak, karena perjalanan internasional diperkirakan akan menurun. Penting bagi bisnis untuk memperkirakan perubahan-perubahan ini dan menyesuaikan strategi mereka dengan demikian.

Secara keseluruhan, meskipun Indonesia diprediksi cukup tahan terhadap resesi ekonomi, tidak semua sektor akan terlepas. Penting bagi bisnis untuk memperkirakan dan mempersiapkan perubahan permintaan dan perilaku konsumen, serta mempertimbangkan peran keberlanjutan dan tata kelola dalam operasional mereka. Dengan demikian, mereka dapat memposisikan diri untuk sukses dalam lingkungan ekonomi yang menantang tahun 2023.


Teknologi Ramah Lingkungan

Tren kelima adalah teknologi ramah lingkungan, yang termasuk sistem distribusi energi cerdas, sistem penyimpanan energi, generator energi netral karbon, dan teknologi fungsi energi. Teknologi ramah lingkungan akan terus merusak model bisnis tradisional karena mengurangi biaya, mempengaruhi struktur dan dinamika industri. Biaya energi juga akan terpengaruh, sehingga penting bagi perusahaan untuk memahami dampak perubahan iklim. 

Teknologi penting untuk diperhatikan karena dapat mendukung proses transformasi digital di perusahaan. Teknologi memainkan peran yang sangat penting, tetapi juga penting untuk memilih teknologi yang tepat untuk mempercepat proses bisnis dan pengambilan keputusan. 

Pada 2023, tren sumber daya manusia (SDM) juga layak diperhatikan. Ini karena pada 2022, terjadi pemutusan hubungan kerja masal di beberapa perusahaan, dan diprediksi bahwa ini akan terus terjadi pada tahun 2023. 

Kementerian Tenaga Kerja memprediksi potensi pemutusan hubungan kerja tinggi di industri manufaktur dan start-up. Di industri-industri ini, pemutusan hubungan kerja sudah terjadi sejak awal tahun. 

Seorang staf Menteri Tenaga Kerja, Reza Hafiz, menyatakan bahwa sektor yang paling terpengaruh adalah manufaktur, diikuti oleh start-up. Namun, dia menambahkan bahwa jika terjadi pemutusan hubungan kerja di start-up, itu bukan masalah karena start-up lain akan bertahan dan akhirnya menyerap pekerja yang dipecat. 

Salah satu penyebab pemutusan hubungan kerja di banyak start-up adalah perang talenta yang intens, di mana perusahaan bersedia membayar gaji tinggi untuk menarik pekerja di posisi tertentu. Namun, pada tahun 2023, pasar akan kembali normal dan start-up mungkin perlu meninjau gaji mereka untuk membuat bisnis mereka lebih rasional. Tren SDM lain yang perlu diperhatikan adalah keterampilan yang dibutuhkan oleh pekerja.

Forum Ekonomi Dunia telah mengidentifikasi 10 keterampilan teratas yang dibutuhkan oleh pekerja di Indonesia. Ini termasuk kreativitas, kemampuan menyelesaikan masalah, pemecahan masalah kompleks, kemampuan belajar, kecerdasan emosional, berpikir analitis dan inovatif, pemecahan masalah berdasarkan pengalaman, kepemimpinan, berpikir kritis, fleksibilitas, toleransi, dan berpikir logis. 

Beberapa dari keterampilan ini tidak terkait dengan teknologi, karena merupakan soft skills dan kemampuan manusia yang dibutuhkan di tempat kerja. Perusahaan harus fokus pada pengembangan keterampilan-keterampilan ini pada karyawan mereka untuk tetap kompetitif di pasar.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama