Aku menantikan air mata terakhir musim semi
Aku menantikan air mata terakhir musim semi,
yang turun perlahan di atas dahan rapuh,
seperti rahasia yang tidak sanggup diucapkan
oleh bunga yang sebentar lagi gugur.
Di antara cahaya yang redup
dan napas tanah yang kembali basah,
aku mendengar dunia berpisah dengan lembut,
seakan setiap tetes hujan adalah salam perpisahan
yang hanya sekali terucap dalam seumur hidup.
Aku menantikan saat itu—
ketika embun terakhir jatuh
dan tak ada lagi yang perlu dikatakan,
kecuali diam yang panjang,
diam yang menyerahkan dirinya
kepada musim yang berikutnya.
Sebab di ujung segala tangisan,
ada janji yang selalu kembali:
bahwa kehilangan bukanlah akhir,
melainkan pintu yang terbuka
bagi yang mau mendengar sunyi.
30/09/2025