Asyik ya membaca judul di atas? Sambil ngedumel dalam hati, “Eta terangkanlah!” “Meluber, ndasmu!”

Santuy! Dalam kamus orang optimis tidak ada kata “tidak bisa.”

Tidak semua orang punya kesempatan kuliah di perguruan tinggi dan lulus dengan titel sarjana. Bahkan, dari yang mencicipi perguruan tinggi itu, banyak yang kuliahnya di kampus swasta atau kampus tak ternama.

Jadi, beruntunglah kalian yang kuliah di kampus negeri, apalagi kampus yang tercatat sebagai universitas papan atas Indonesia. Memang banyak juga kampus swasta yang lulusannya dipercaya cukup berkualitas dan bisa bersaing dengan kampus negeri-ternama itu, tapi untuk bisa ke sana tentu juga butuh modal. Tak semua orang punya itu.

Nah, setelah kamu melewati kasta-kasta kampus, dunia kerja pun tidak kalah kejam. Mau tidak mau, perusahaan-perusahaan besar mencari kandidat terbaik untuk jadi karyawannya. Tidak semua lulusan kampus ternama lolos di perusahaan semacam itu.

Maka, bagi mereka yang akhirnya bekerja di perusahaan biasa saja, dengan gaji bulanan yang berkisar di sekitar UMR atau upah minimum regional, akan butuh strategi tersendiri untuk bisa menabung dan investasi. Ya, gaji pas-pasan bukan berarti masa depan suram, asal kamu tahu cara menaklukkannya.

Untuk itu, agar kamu tetap bisa menabung dengan gaji pas-pasan, ikuti kiat-kiat berikut ini.

1. Perhatikan Gaya Hidup

Hidup itu murah, yang mahal gaya hidup. Bener, nggak? Gaya hidup itu pilihan, jadi kamu tidak harus memilihnya. Hiduplah secara sederhana, tidak perlu ikut gaya-gayaan seperti orang lain. Tentu saja kamu harus punya mental kuat, jangan mudah gengsian.

Pergaulan tetap penting, tapi bukan berarti selalu mengikuti ke mana temanmu nongkrong. Sebulan sekali sudah cukup. Atau, bergaullah dengan rekan-rekan yang punya jalan pikiran sama dalam hal pengelolaan keuangan. Selalu ingat, hidupmu punya tujuan jangka panjang, bukan hanya untuk hari ini.

Mengelola gaya hidup ini seolah mudah, tapi sulit dalam realisasi. Pembiasaan adalah kunci. Kalau kamu sudah terbiasa hidup sederhana, tentu mudah saja menjalani gaya hidup yang sesuai dengan pendapatan kamu. Namun, jika kamu belum terbiasa, perlu upaya yang sedikit lebih keras. Jadikan hidup sederhana sebagai kebiasaan. Proporsi ideal untuk membiayai gaya hidup maksimal hanya 10 persen dari gaji.

2. Kontrol Kebutuhan Sehari-hari

Beberapa jenis pengeluaran memang harus disediakan untuk  bertahan hidup, misalnya biaya makan, transportasi, sewa kos, pulsa dan lain sebagainya. Pengeluaran maksimal untuk kebutuhan sehari-hari ini idealnya 40 persen dari penghasilan. Keperluan ini tentu bisa dikurangi lagi, jika bisa menghemat paket pulsa ataupun memilih makanan yang sederhana tapi tetap menyehatkan setiap harinya.

Selalu cari tempat makan yang bersahabat di kantong. Jangan memakai GoFood atau Grabfood kecuali sedang ada diskon besar. Manfaatkan potongan harga jika kamu memakai uang digital. Namun, ini perlu diwaspadai juga, apakah benar yang kamu beli itu murah, atau kamu bisa menemukan makanan lain yang lebih murah.

Maksudnya begini, di aplikasi sering ada tawaran diskon, kadang bisa sampai 50 persen. Di sisi lain, anggaran makan kamu sekali Rp15.000, dan kamu sudah punya warteg langganan yang bisa memenuhi kebutuhan makan sesuai bujet. Maka, saat ada tawaran diskon makanan 50 persen, kamu tetap harus perhatikan harga akhirnya. Jangan-jangan, walau diskon 50 persen, pengeluaran kamu jadi lebih besar.

3. Waspada Nilai Cicilan Bulanan

Mungkin saja saat ini kalian sedang dalam proses mencicil kendaraan ataupun barang lain yang nilainya cukup besar yang pembeliannya melalui proses kredit. Hal ini tidak jadi masalah, asalkan nilai cicilan tiap bulannya tidak melebihi 30 persen dari pendapatan. Namun akan lebih baik lagi, jika nilai cicilan bulanan di bawah 20 persen. Jika tidak memiliki cicilan apapun, sebaiknya alokasi pengeluaran untuk cicilan ini dapat dialihkan untuk menambah tabungan dan amal.

Cicilan mungkin tak terhindarkan bagi sebagian orang, misalnya untuk beli motor sebagai kendaraan operasional harian kamu. Hanya ambil kredit jika kamu memang sangat butuh.

4. Tabungan Masa Depan

Nah, jika kamu ingin punya tabungan yang meluber, di sinilah kamu harus mengupayakan. Tabungan penting banget, walau sering tidak orang sadari, terutama di saat hidupnya baik-baik saja.

Agar maksimal, pilih tabungan yang menghasilkan return tinggi. Memangnya ada? Ada dong. Namanya reksa dana. Memang bukan tabungan di bank, namun sejauh ini banyak yang sudah membuktikan bahwa reksa dana ampuh sebagai cara untuk mendongkrak nilai aset kita.

Cari reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi yang terpercaya. Tidak mudah, tapi dengan banyak membaca soal reksa dana maka kamu akan jadi lebih tahu bagaimana memilih produk yang sesuai.

Nabung dengan reksa dana juga tidak perlu dana besar kok. Ada yang hanya Rp100.000 loh. Dengan mengalokasikan minimal 20 persen pendapatan untuk ditabung setiap bulan pada Reksa Dana sama artinya dengan mempersiapkan juga dana darurat. Ini dimungkinkan karena investasi reksa dana ini bersifat likuid.

Dengan menabung di reksa dana, selain mempersiapkan kebutuhan masa depan, juga menyediakan dana darurat yang dapat kita gunakan saat kondisi keuangan kita benar-benar  urgent. Akan lebih baik lagi jika setiap 6 bulan sekali menaikkan jumlah tabungan bulanan sehingga akan tercipta kebiasaan positif untuk berinvestasi.

Kira-kira begitulah caranya agar tabunganmu meluber walau gaji hanya UMR. Selanjutnya kita akan kasih kamu tips menambah penghasilan di luar gaji bulanan. Tertarik, bukan? Tunggu saja, ya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama